Desa Kenep mulanya adalah sebuah hutan belantara. Menurut sesepuh dan cerita dari tokoh masyarakat tua yang masih hidup, sebelum Desa Kenep ini berdiri terdapat sebuah tempat yang sangat ramai, asri, dan rindang. Disitulah berdiri warung makan yang sangat terkenal dan banyak orang-orang jauh yang singgah untuk mencicipi makanan warung tersebut. Karena sangat ramainya pelanggan yang datang, akhirnya muncul sebuah ide dari masyarakat setempat untuk menjadikannya sebagai tempat ajang perjudian, yaitu pertarungan ayam atau sabung ayam (adu jago). Pertarungan tersebut memakai taruhan berupa barang maupun uang.
Waktu demi waktu, tempat itu semakin ramai hingga banyak pendatang yang datang untuk menyabung ayamnya. Mereka yang datang bukan hanya berasal dari manca daerah melainkan orang-orang koloni pun turut serta menyabung ayamnya juga. Terlalu ramai pertarungan kadang belum selesai hingga larut malam. Akibatnya, banyak orang-orang yang memilih menginap dan betah (kerasan) tidak pulang bahkan berbulan bulan di desa ini. Para penyabung ayam rata-rata kaum lelaki namun, terkadang juga ada kaum wanita.
Disekitar tempat penyabungan ayam tersebut, banyak orang yang sudah berumah tangga dan memiliki anak gadis yang cantik-cantik. Pungkasan cerita, hal tersebut menyebabkan para pendatang penyabung ayam betah menginap disini dan tidak pulang. Mereka terpesona dengan para gadis disini dan tak jarang memutuskan untuk menikahinya.
Dari situlah sebuah nama diambil yaitu “Kenep” yang artinya betah, kerasan untuk menginap.
Dalam kurun waktu itu juga, banyak penjajah (kompeni) yang datang untuk menyabung ayamnya. Disamping mereka menyabung ayamnya, para koloni tersebut juga gemar main perempuan. Tetapi, anehnya ada suatu tempat yang tidak pernah didatangi oleh kompeni entah kenapa.
Dari situlah tempat yang tidak pernah didatangi kompeni tersebut diberi nama “KUNCI”, yang artinya suatu apapun kalau sudah dikunci pasti aman dari apapun.
Daerah kunci itu sangat luas sehingga dipecah menjadi dua. Pemberian namanya pun hampir sama artinya dengan kunci yaitu “KEPOH”. Artinya, setelah dikunci pasti bapoh (kuat) dan kalau sudah bapoh pasti tidak akan ada gangguan.
Sejak terbentuknya Desa Kenep ini, telah mengalami pergantian beberapa Kepala Desa sebagai berikut:
Demikian sekilas cerita tentang sejarah Desa Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro.