Limbah organik rumah tangga masih menjadi masalah lingkungan di Desa Kenep, Kabupaten Bojonegoro. Dari permasalahan tersebut, mahasiswa MMD 1000 Desa Universitas Brawjiaya mengenalkan eco enzyme sebagai salah satu alternatif solusi yang ramah lingkungan.
Eco enzyme merupakan larutan fermentasi yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kulit buah, sayur, dan limbah organik lainnya. Karena proses pembuatan yang mudah serta manfaat yang beragam, mahasiswa UB berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK setempat untuk menyelenggarakan sosialisasi terkait eco enzyme pada hari Kamis (20/07/2023).
“Saya memilih eco enzyme karena proses pembuatan dan bahan-bahannya mudah. Cuma pakai sisa buah atau sayur, lalu ditambahkan gula dan air”, ujar Huda sebagai mahasiswa penanggung jawab acara.
Acara ini diawali dengan penjelasan terkait eco enzyme oleh Huda, lalu dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan eco enzyme secara langsung menggunakan kulit jeruk, gula merah, dan air. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam botol plastik, ditutup, lalu ditunggu hingga masa panen selama kurang lebih 3 bulan. Para peserta juga diberikan sampel eco enzyme yang sudah siap pakai untuk dibawa pulang.
Eco enzyme mempunyai berbagai kegunaan. 1 liter air dicampur 1 mililiter eco enzyme dapat menjadi pupuk, sedangkan 1 ember air dicampur 1 tutup botol eco enzyme dapat menjadi pembersih lantai. Tuangkan eco enzyme tanpa air ke dalam toilet, maka dapat berfungsi sebagai cairan pembersih.
“Eco enzyme manfaatnya banyak. Bisa untuk pupuk semprot, pembersih lantai, cuci piring”, ungkap Huda ketika ditanya kegunaan eco enzyme.
Adanya acara ini berhasil mendapatkan respon positif dari para peserta. Pembuatan eco enzyme dapat menjadi salah satu cara yang efektif dalam menangani sampah organik selain dari cara tradisional seperti pembakaran.
“Sangat berguna, ternyata bisa dimanfaatkan jadi pupuk. Cara buatnya mudah, hanya butuh menunggu agak lama saja”, ujar Dian Nurvika selaku ketua salah satu Kelompok Kerja PKK Desa Kenep.